Kena HIV tanpa Gejala

A Thread
Diharapkan jangan berhenti membaca sebelum Thread ini selesai.
Hallo, aku raka, tentu saja bukan nama asli, bukan foto asli juga, cukup nyaman seperti ini untuk saat ini.
Tahun 1995 aku lahir, dari keluarga yang biasa-biasa saja. Anak ke 2 dari 4 bersaudara.
Raka kecil tumbuh dengan sifat yang cenderung feminim. Usia TK mungkin yang aku ingat lebih suka maen boneka sama teman2 cewe ketimbang maen bola sama anak laki2 di lingkunagan komplek. Dan sudah penasaran dengan sex, tapi anehnya sama laki2.
Yang aku ingat dulu, pas lagi maen boneka terus ketauan Ayah udah pasti aku langsung kena marah, disentak sentak, dan pernah sekali dipukul. Inget, inget banget sampai sekarang.
Dari situ aku tau itu bukan suatu perbuatan yang benar, melawan kodrat. Raka kecil kemudian tumbuh memaksakan untuk bersikap "normal" melawan semua rasa sesungguhnya yang ada dalam diri ini.
Berhasil? Lumayan. Setidaknya aku jadi remaja yang ga kemayu banget. Masih suka sama laki2? Yap tetap. Tapi tau kok itu bukan perbuatan yang benar menurut norma dan agama
SMP-SMA sudah mulai pacaran, sama perempuan dong pastinya. Aku mulai tenang karena ternyata aku bisa jatuh cinta sama perempuan.
Sama kok kegiatan pacaran dulu, berjalan normal, pergi makan, nonton, cemburu2 an, berantem, putus nyambung.. normal banget.
Sampai saatnya aku kuliah, kebetulan aku kuliah diluar kota. Jadi jauh dari orang tua, tinggal sendiri, dan bebas. Dan dari sinilah perjalanan sesungguhnya dimulai.
Aku merasakan kebebasan yang sesungguhnya. Bisa keluar malem sesuka hati, nongkrong sana sini. Nginep kapanpun dimanapun tanpa harus ditanya tanya dan laporan sama orang tua.
Semester 1-3 semuanya berjalan normal, sangat normal, di semester 4 aku mulai iseng2 cobain aplikasi secret, lagi hits banget dulu. di aplikasi itu kita bisa nulis status kaya Twitter tanpa buat account dan jelas tanpa identitas, disimbolkan dengan ava hewan atau buah2an.
Seru banget, mungkin kamu juga pernah pake dan tau aplikasi itu. sampai suatu hari ada yang posting "M18 bisex, chat".
Singkat cerita dari aplikasi tersebutlah aku mulai terjun di dunia pelangi. Mulai kenalan sama lakilaki dan dapet pacar pertama juga disana.
Aplikasi itu ga bertahan lama karna banyak sekali disalahgunakan. Yang akhirnya ditutup. shutting down
Tapi dari situ aku mulai tau grindr, hornet dan jack'd. Mulai gunta ganti pasangan. Dan sering fun. Aku terbilang hypersex. Saat itu entahlah gampang banget rasanya nyari partner fun, aku selalu pakai foto asli di profil aplikasi2 itu. Dan setiap hari banyak yang chat.
Menjijikan emang.
Tapi rasanya puas banget bisa menjadi diri sendiri. Bisa mencintai dan dicintai oleh sesama lelaki. Bisa melakukan semua hal yang dulunya aku anggap ga mungkin bisa kejadian.
Setiap berhubungan aku ga pernah pakai pengaman. Entahlah, bodoh emang. Cuman karna rasa dan sensasinya yang lebih enak. Padahal aku tau resiko penyakit yang mematikan itu. Tau banget.
Singkat cerita aku berada di ujung semester, tuntutan tugas akhir dan rasa jenuh dengan hubungan sejenis membuat tekad ku saat itu bulat untuk tidak lagi bermain2 di dunia pelangi. Berhasil? Berhasil.
Ga lama dari situ aku dekat dan pacaran lagi dengan seorang perempuan yang berasal dari kota kelahiran yang sama.
Saat itu rasanya yaa sama jatuh cinta. Bucin juga. Bedanya ga pake nafsu. Dan berencana setelah lulus akan sesegara mungkin meminang dan menseriusi hubungan itu. Lega rasanya bisa "normal" lagi.
Akhirnya aku lulus dan kembali ke kota asalku. Rasanya sangat mudah sekali kembali kejalan yang "normal" ketika kembali ke kota asal ku.
Ternyata menikah ga segampang itu, banyak sekali hal yang aku pikirkan selain dari persiapan finansial, mental juga kesehatan. Ya! Kesehatan.
Takut rasanya, aku pernah melakukan kegiatan yang sangat beresiko dimasa lalu. Tapi hati ini seperti terus membantah. Ga mungkin bisa kena, aku ga punya gejala2 kearah sana. Udah lama juga ga pernah melakukan kegiatan beresiko. Gamungkin kena. Gak.
Sakit? Jarang sekali, setahun paling cuman 1-2 kali itupun cuman demam biasa. Tubuh jadi kurus? Engga sama sekali bahkan berat badan ku setelah lulus naik drastis sampai 10kg.
Hal tersebut terus menjadi penguat dipikiran kalau aku itu ga mungkin kena HIV. Secara fisik malah menujukan kemajuan, kulit makin bersih, makin putih. Badan juga makin berisi. Ah gamungkin rasanya.
Sampai pada suatu hari aku terus ditanya keseriusanku oleh pacar perempuan ku. Dan ya membulatkan tekat untuk menikah di tahun ini.
Tapi ada satu hal yang mengganjal. Status ku. Ya aku harus Tes. Desember tahun 2019 aku muali cari2 tempat untuk Tes. Nemu beberapa tempat. Dan mencoba untuk memberanikan diri.
Pada kenyataannya ga segampang itu. Rasa takut terus ada menghantui, dan akhirnya aku coba untuk tes sendiri menggunakan rapid tes yang aku beli di marketplace. Aku langsung beli 2 alat tes. *Ilustrasi gambar dari google
Saat itu aku langsung coba tes, hasilnya? Samar, satu garis terlihat jelas satu garis hanya terlihat dibagian ujung itupun samar.
Aku coba tes kedua, hasilnya tetap sama.. samar. Dari situ aku mulai mencoba untuk cari penguatan dari hasil tersebut, mulai browsing2 dan oh ternyata ada yang nama negatif palsu, rasanya sangat tenang sekali. Mungkin aku ini hanya negatif palsu.
Sudah merasa tenag? Belum, aku mencoba untuk membeli alat tes itu lagi dan langsung beli 3. Hasilnya? 2 samar dan 1 hanya satu strip yang artinya negatif.
Dari situ aku muali merasakan ketenangan. Ya hasil akhir negatif. Bodoh ya? hahaha
Januari di awal tahun ini tiba2 aku jatuh sakit, demam, dan muncul ruam merah dikulit. Dari situ rasa gelisah akan penyakit itu muncul lagi. Tanpa berpikir panjang aku putuskan untuk langsung melakukan VCT ke Puskesmas. Dan yap, benar. dinyatakan positif.
Saat itu aku merasa ikhlas entahlah. Mungkin memang ini hasil dari apa yang pernah aku lakukan dulu. Ya aku pantas mendapatkan ini sekarang.
Jarak dari terakhir kali aku melakukan kegiatan beresiko dengan tes itu 4 tahun. Selama itu pula ga ada gejala2 yang begitu meyakinkan, aku sehat. Fisik ku terus menujukan kearah yang positif badan berisi, kulit jadi makin cerah. Ga pernah sakit parah.
Tujuan aku cerita disini hanya untuk mengingatkan. Kamu yang masih suka berhubungan bebas. Tolong pakai pengaman. Modal. Kamu sangat beresiko, meski kamu ga punya tanda2 kesana sedikitpun.
Dan buat kamu yang sudah pernah melakukan kegiatan beresiko. Tapi sudah memutuskan untuk tidak pernah lagi melakukannya. Jangan anggap diri kamu sudah terbebas dari resiko ini selama kamu belum melakukan tes yang benar.
Silahkan pergi ke puskesmas/layanan terdekat untuk VCT dengan benar. Kamu tetap beresiko. Walau kamu terlihat sangat sehat, segar, bugar.
Sekian Thread ini saya buat yang dilatar belakangi oleh keresahan saya akan masih minimnya kesadaran generasi sekarang untuk melakukan VCT. Karena beranggapan masih sehat dan ga punya gejala.
Oya karena hal ini, pacarku sudah menikah, dengan orang yang lebih baik :)
Maksudnya positif palsu 🙏 https://twitter.com/rakaduatiga02/status/1278700271061753856?s=19
Mohon maaf apabila dalam penyampaian Thread ini masih belum baik dan terkesan menakut nakuti. Apa yang dituliskan adalah apa yang saya rasakan, saya sangat bersyukur tidak sampai menglami drop dan memiliki pengakit penyerta terlebih dahulu..
Semoga apa yang saya tulis ini ada nilai, pembelajaran, manfaat yang dapat diambil.. untuk kamu dan untuk orang2 yang kita sayangi..
Terima kasih atas semua bentuk responnya.. segera akan saya tanggapi, pagi ini harus kerja, jika ada yang ingin ditanyakan bisa langsung DM 🙏
Pada akhirnya saya jadi tau memang HIV bisa tidak menimbulkan gejala setah bertahun2 terpapar.. https://twitter.com/SatriaPierce/status/1278862576890208256?s=19
Banyak banget yang nanya ruamnya kaya gimana? Sedikit menekankan tanda ini ga bisa dijadikan patokan kita terpapar HIV atau engga.. satu-satunya cara tau kita negatif atau positif hanya dengan melakukan VCT https://twitter.com/Akbar96910465/status/1279067855607042049?s=19
Short film ini yang kemudian menguatkan saya untuk tau status saya lebih cepat. Saya tidak mau kemudian megorbankan banyak orang yang saya sayangi.. coba di cek ya teman2
You can follow @rakaduatiga45.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.